Pengalaman vaksin dosis pertama

Akhirnya kesempatan saya untuk mendapatkan vaksin datang juga. Awalnya dapat info dari tetangga, bisa daftar untuk mendapatkan jatah RT. Berhubung kami bukan KTP Sidoarjo, kami harus membuat surat domisili. Untuk vaksin ini, saya berdua bersama Afif yang didaftarkan

Dijadwalkan akan mendapatkan vaksin pada tanggal 24 Juli 2021. Entah karena apa, katanya bakal ditunda. Tanggal 21 Juli, tiba-tiba dapat info kami dapat jadwal vaksin keesokan harinya, 22 Juli. Malam itu harus segera mengurus surat domisili. Ku kira hanya perlu ke RT untuk mendapat surat domisili, ternyata harus ke RT, RW, dan kelurahan.

Pertama adalah ke pak RT. Dari beliau kami tau kalau untuk dapat surat domisili harus ke 3 tempat itu. Tak lupa membawa fotokopi kartu keluarga dan KTP. Selesai dari sana, kami diarahkan ke Bu RW yang baru dipilih. Yang lokasi di blok sebelah. Yang mana Pak RTnya tidak tahu no berapa. Tapi hanya memberi nama.

Karena kami butuh fotokopi KK & KTP, kami pulang dulu ke rumah untuk ngeprint. Segera setelah semua kebutuhan tadi selesai, berangkat menuju rumah Bu RW. Karena tidak tahu nomor rumahnya berapa dan orangnya yang mana, tanya-tanya ke orang sekitar. Ketemu rumahnya. Disambut oleh mas-mas. Ditanya keperluan apa. Setelah tahu keperluan kami apa, katanya memang benar ini rumah ketua RW, tapi stempel dan dokumen-dokumen masih belum diserahkan dari RW lama. Jadi urusan begitu-begitu, bisa langsung ke RW lama. Sekarang menuju ke RW lama.

Setelah tanya sana-sini, ketemu lah rumah RW lama yang dekat gazebo. Disambut oleh bapak-bapak yang bukan ketua RW. Jika bapak-bapak ini bukan Pak RW, berarti Pak RW lebih sepuh ini. Kami disuruh menunggu dulu, karena bapaknya belum pulang dari sholat Isya. Sekitar 15 menit menunggu, orang yang ditunggu datang juga. Stempel didapat, kami kembali ke rumah pak RT untuk mengembalikan salah satu kopian surat yang telah ditandatangani tersebut.

Misi malam ini selesai, lanjut besok pagi ke kelurahan.

Pagi hari jam 8, saya berangkat ke kelurahan. Untungnya, tempat tinggal saya ini lumayan dekat dengan lokasi-lokasi tersebut. Ketiga lokasi (RT, RW, dan Kelurahan) masih dalam radius jalan kaki. Mungkin 15-20 menit di kelurahan, surat domisili bisa didapat. Ditengah berita-berita tentang busuknya birokrasi di banyak tempat di Indonesia, selama pengurusan surat ini sampai proses vaksin, kami tidak mengeluarkan biaya apapun.

Langsung tancap gas ke klinik yang mengadakan vaksin. Di klinik, suasananya ramai sekali. Walaupun kami datang tepat waktu, ternyata antrian gelombang vaksin sebelum kami belum selesai. Masih harus menunggu kira-kira satu jam baru dapat antrian.

Kejutannya adalah ternyata tidak ditagih masalah surat domisili. OMG, percuma kami malam-malam lari ke sana kemari mencari secarik kertas ini. Tak apalah namanya juga usaha. Vaksin dosis pertama sudah didapatkan.

Abaikan wajah tidak antusias saya

Siap-siap saja pulang ke rumah menerima efek samping vaksin ini. Oh iya, aku dapat vaksin apa juga aku ga tau. Kenapa juga waktu di lokasi ga tanya ke dokternya ya. Mungkin karena uda capek antri, kelupaan tanya.

Baru tau dapat vaksin apa, setelah mengecek dari situs resmi pemerintah https://pedulilindungi.id/. Kalian bisa cek jadwal, info, dan sertifikat di sana. Ternyata vaksin yang saya terima adalah AstraZeneca.

Malam hari selesai mandi, badan tiba-tiba kedinginan. Dingin banget sampai meriang. Sepertinya tubuh telah merespon vaksin. Badan panas, kepala pusing, dan menggigil. Saya memutuskan tidak minum obat, karena yakin ini bukan sakit tapi respon tubuh ke benda asing (vaksin) dan akan sembuh dengan segera.

Semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tiap jam pasti terbangun. Haus, minum air, tidur lagi. Begitu seterusnya sampai pagi. Seharian badan masih panas dan kepala pusing. Seharian benar-benar istirahat tidak bisa dibuat kerja. Tidur dan rebahan di kamar adalah solusi. Makan dan minum tetap lancar tak ada penurunan nafsu. Berbeda dengan efek yang diterima Afif yang gejalanya lebih ringan. Katanya cuma ngantuk dan pusing sebentar.

Untungnya kondisi ini cuma sehari. Karena keesokan harinya, badan telah sembuh dan normal seperti sebelum divaksin. Semoga dengan vaksin ini, segera kita cepat keluar dari pandemi. Dosis kedua akan dilaksanakan 2 bulan kemudian yaitu 16 September. Tulisan ini ditulis beberapa saat setelah sembuh akhir Juli, tapi karena males dan kelupaan, baru dipublish sebulan kemudian. 🤣

Sekian, segera vaksin.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.